Minggu, 30 Oktober 2011

Kisah Pengorbanan Seorang Adik

[Image: pengorbanan.jpg?w=300]

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya. “Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”

Sabtu, 29 Oktober 2011

Semua Terasa Ketika Sudah Pergi

Menemukan artikel ini membuatku benar-benar meneteskan air mata dan sangat begitu terenyuh, apalagi saat membayangkan bila aku menjadi orang tua dari gadis cilik yang baru berusia 6 tahun Elena Desserich, telah divonis terkena kanker otak sejak usia 5 tahun. Tim dokter yang menanganinya sudah pesimis Elena bsa bertahan lama mungkin hanya dalam hitungan bulan. Namun gadis cilik ini tetap saja ceria dan menghabiskan sisa-sisa harinya dengan menulis dan menggambar corat-coret selayaknya anak seusia Elena.
Banyak hal yang ditulisnya baik di buku lemari, kulkas dan pakaian yang akan disiapakan untuk musim dingin. Sebenarnya Elena sudah meninggal bulan Agustus tahun 2007, 2 tahun silam. Namun baru-baru ini kedua orang tuanya Keith 34 tahun dan Brooke 35 tahun serta adiknya Gracie yang saat ini berusia 5 tahun menemukan beberapa catatan dan gambar dari Elena yang pernah dibuatnya semasa menanti ajal menjemputnya.